Seperti yang telah
diketahui, sekolah mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita. Tanpa ada
sekolah, kita tidak bisa membaca huruf, belajar, dsb. Di Indonesia sendiri,
sudah banyak terdapat sekolah-sekolah, baik sekolah negeri, sekolah swasta dan
sekolah internasional. Semua itu hanya untuk anak-anak normal. Bagaimana dengan
anak-anak yang mempunyai kekurangan? Apakah mereka tidak boleh memperoleh
pendidikan seperti layaknya anak-anak normal?
Berikut adalah
kriteria-kriteria sekolah luar biasa kelompok kami sesuai dengan jenisnya :
SLBA
SLBA adalah sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak
yang mengalami cacat mata (tunanetra).
a.
Susunan Kelas
Gaya Auditorium yaitu Susunan Kelas di
mana semua murid duduk menghadap guru.
b.
Guru
Guru bagi ABK-A harus
menguasai karakteristik/strategi pembelajaran yang umum pada anak-anak
tunanetra meliputi tujuan, materi, alat, cara, lingkungan, dan aspek-aspek
lainnya yang dibutuhkan oleh ABK-A dan mereka harus dibimbing oleh guru yang
sifatnya penyabar, tekun, bertanggung jawab dan memiliki kemampuan serta
pengalaman untuk melatih ABK-A tersebut.
c.
Kurikulum
Kurikulum yang digunakan untuk ABK-A ini
bisa dengan :
Metode
ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ini adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Metode ceramah dapat diikuti oleh tunanetra karena dalam pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan dan siswa mendengar penyampaian materi dari guru.
Yang dimaksud dengan metode ceramah ini adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Metode ceramah dapat diikuti oleh tunanetra karena dalam pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan dan siswa mendengar penyampaian materi dari guru.
Metode
Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.
Menurut Zakiah Daradjat metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
Siswa tunanetra mampu mengikuti pengajaran dengan menggunakan metode tanya jawab, karena metode ini merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera pendengaran.
Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.
Menurut Zakiah Daradjat metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
Siswa tunanetra mampu mengikuti pengajaran dengan menggunakan metode tanya jawab, karena metode ini merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera pendengaran.
Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berfikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persolan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan atau ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik atau alternatif terbaik.
Anak tunanetra dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode diskusi, mereka dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode dsikusi, kemampuan daya fikir siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan
Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berfikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persolan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan atau ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik atau alternatif terbaik.
Anak tunanetra dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode diskusi, mereka dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode dsikusi, kemampuan daya fikir siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan. Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan
d.
Biaya
270.000/bulan dan
menyediakan potongan harga bagi siswa yang kurang mampu secara ekonomi yaitu
dengan hanya membayar uang sekolah 35%.
e.
Fasilitas
Penunjang pendidikan
untuk anak tunanetra secara umum sama dengan anak normal, hanya memerlukan
penyesuaian untuk informasi yang memungkinkan tidak dapat dilihat, harus
disampaikan dengan media perabaan atau pendengaran. Fasilitas fisik yang
berkaitan dengan gedung, seyogyanya sedikit mungkin parit dan variasi tinggi
rendah lantainya, dinding dihindari yang mempunyai sudut lancip dan keras.
Perabot sekolah sedapat mungkin dengan sudut yang tumpul.
Fasilitas penunjang
pendidikan yang diperlukan untuk anak tunanetra menurut Annastasia Widjajanti
dan Imanuel Hitipeuw (1995) adalah braille dan peralatan orientasi mobilitas,
serta media pelajaran yang menungkinkan anak untuk memanfaatan fungsi perabaan
dengan optimal.
Fasilitas pendidikan bagi anak tunanetra
antara lain adalah:
Huruf
Braille
Huruf Braille merupakan fasilitas utama
penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunanetra. Huruf Braille ditemukan pertama
kali oleh Louis Braille.
Tongkat
putih
Tongkat putih merupakan fasilitas
pendukung anak tunanetra untuk orientasi dan mobilitas. Dengan tongkat putih
anak tunanetra berjalan untuk mengenali lingkungannya. Berbagai media alat
bantu mobilitas dapat berupa tongkat putih, anjing penuntun, kacamata
elektronik, tongkat elektronik.
Laser cane (tongkat laser)
Tongkat laser adalah tongkat penuntun
berjalan yang menggunakan sinar infra merah untuk mendeteksi rintangan yang ada
pada jalan yang akan dilalui dengan memberi tanda lisan (suara).
Audio
f.
Orientasi
Belajar
Orientasi belajar yang
digunakan Teacher Center Learning dimana guru yang menjadi pusat pembelajaran
dalam suatu proses belajar mengajar.
2
SLBB
Sekolah Luar Biasa – B adalah sekolah yang dikhususkan
untuk anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran (tunagrahita). Gangguan
pendengaran ini juga dapat mengakibatkan gangguan berbicara (tunawicara).
Sekolah luar biasa ini menggunakan bahasa isyarat untuk melakukan proses
belajar mengajar.
a.
Susunan Kelas
Susunan kelas atau gaya
penataan kelas yang bagus adalah gaya Auditorium yang dimana satu kelas hanya
berisikan 4-8 murid yang duduk menghadap ke guru atau pengajar. Dengan susunan
kelas ini, murid-murid dapat memperhatikan guru dengan baik dan guru juga dapat
memperhatikan muridnya dengan seksama. Sebaiknya dalam satu kelas terdapat
minimal 2 orang guru sehingga apabila ada murid yang mengalami kesulitan dapat
dibantu secara maksimal.
Suasana kelas pun harus dibuat senyaman
mungkin. Untuk anak-anak TK – SD, ruang kelasnya bisa dihias dengan hasil karya
seni maupun foto-foto murid dan majalah dinding yang berisikan list-list murid
terbaik setiap minggunya. List ini bisa saja menjadi suatu motivasi untuk
murid-murid untuk belajar lebih baik lagi.
b.
Guru
Guru yang mengajar di
sekolah SLBB harus merupakan lulusan khusus dan memiliki kemampuan atau ahli
dalam hal mengajar anak tunarungu dan tunawicara. Mereka diwajibkan untuk
menguasai bahasa isyarat. Guru juga harus bisa mengajarkan banyak hal, selain
hanya mahir di bidang eksakta atau yang teoritis, mereka juga harus mempunyai
ketrampilan seni. Guru-guru di SLBB juga diharapkan memiliki emosi yang stabil
karena untuk mengajar anak SLBB harus menggunakan kesabaran ekstra.
c.
Kurikulum
Kurikulum yang
digunakan mungkin bisa menggunakan kurikulum yang digunakan oleh
sekolah-sekolah biasa. Tapi sebelum memasuki SD ataupun tahapan yang lebih tinggi, dibutuhkan kelas
persiapan bahasa isyarat dan bahasa bibir sehingga murid-murid tunarungu dan
tunawicara ini tidak begitu banyak mengalami kesulitan. Bahasa bibir juga
penting untuk dipelajari karena ketika murid itu berada di lingkungan yang
dimana semuanya tidak memiliki gangguan, bahasa isyarat tidak bisa begitu
digunakan karena tidak semua anggota masyarakat memahami bahasa isyarat.
d.
Biaya
Biaya yang dikenakan
kepada murid-murid di sekolah SLBB sama dengan biaya rata-rata sekolah biasa.
Tidak ada perbedaan biaya antara sekolah normal dengan SLBB ini. Untuk murid
yang kurang mampu, diringankan biayanya ataupun pihak sekolah membantu orang
tua murid untuk mencari beasiswa ataupun sponsor dari luar.
e.
Fasilitas
Setiap kelas harus
terdapat sebuah TV. TV tersebut berguna untuk memberitahukan pemberitahuan
penting (tentunya dengan bahasa isyarat)
ataupun menonton hal-hal yang bisa membantu proses belajar mengajar
murid-murid tunarungu tersebut. Selain TV, mungkin AC juga diperlukan agar
murid terasa lebih nyaman.
Sekolah juga harus
mempunyai asrama (dorm) untuk murid-murid yang berasal dari luar daerah. Dorm
ini selain bisa ditinggali oleh murid-murid dari luar daerah, murid yang
berasal dari dalam daerah juga bisa tinggal disana tergantung dengan keputusan
orang tua murid.
Sekolah juga harus
mempunyai kelas ekstrakurikuler misalnya kelas komputer, bahasa asing, literature,
menggambar, memasak, olahraga dan sebagainya. Kelas ini diharapkan dapat
membantu murid untuk menyalurkan minat dan bakat mereka tanpa terhambat oleh
kelainan atau kekurangan yang dimiliki mereka.
Sekolah harus memiliki
jaringan internet wireless (WIFI) yang bagus sehingga murid bisa mengakses
internet yang mungkin bisa membantu proses belajar mereka dan agar mereka tidak
ketinggalan informasi terkini. Media untuk mengakses internet harus menggunakan
computer atau laptop yang disediakan sekolah. Murid-murid tidak diizinkan
membawa gadget sendiri karena bisa saja terjadi kesetimpangan sosial.
Koperasi sekolah, UKS,
kantin dan perpustakaan juga harus dimiliki oleh sekolah ini. Tentunya semua
fasilitas sekolah disesuaikan dengan murid-murid yang tunarungu dan tunawicara.
f.
Orientasi
Belajar
Orientasi Belajar untuk anak kelas TK – SD harus menggunakan sistem TCL (Teacher-Centered Learning) dan untuk tingkat yang lebih tinggi, sudah bisa menggunakan SCL (Student Centered Learning) dengan tujuan, murid diharapkan dapat bersosialisasi dengan teman-teman, berusaha mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan guru, dll. Hal ini berguna untuk mempersiapkan murid-murid tunarungu dan tunawicara untuk bisa berinteraksi di dunia sebenarnya layaknya orang biasa.
Orientasi Belajar untuk anak kelas TK – SD harus menggunakan sistem TCL (Teacher-Centered Learning) dan untuk tingkat yang lebih tinggi, sudah bisa menggunakan SCL (Student Centered Learning) dengan tujuan, murid diharapkan dapat bersosialisasi dengan teman-teman, berusaha mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan guru, dll. Hal ini berguna untuk mempersiapkan murid-murid tunarungu dan tunawicara untuk bisa berinteraksi di dunia sebenarnya layaknya orang biasa.
No comments:
Post a Comment