Tuesday, July 9, 2013

Pohon Misterius

Di hutan hujan tropis Amerika Selatan ada sejenis pohon palem yang bisa bergeser dari tempatnya semula. Socratea exorrhiza, atau sering disebut Walking Palm.  Dinamakan Walking Palm karena bisa "berjalan", tentunya bukan seperti pohon raksasa Ent dalam film Lord of The Rings. Namun, memang benar-benar bisa berpindah tempat sendiri.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Rupanya karena pergerakan akar yang mengikuti arah cahaya matahari. Akar yang tidak mendapatkan sinar akan mati dan kemudian digantikan oleh pertumbuhan akar yang baru. Bentuk akarnya muncul dari bagian batang seolah tentakel gurita.
Pada tahun 1961 sebuah fakta baru mengenai tanaman ini ditemukan oleh para ahli. Sebuah pohon jenis ini tumbang karena ditimpa oleh pohon lainnya, namun beberapa hari kemudian, tumbuh akar baru di sekitar akar yang lama.
Menurut penelitian, dalam tempo 1 tahun, pohon yang mampu tumbuh hingga 25 meter dan berdiameter sekitar 16 cm ini dapat bergeser dari tempatnya semula sejauh 1 meter. 

Life is the most spectacular show on earthJacob Jankowski  (Water For Elephants)

Sumber : link

Sunday, June 16, 2013

Baby Blues

Postpartum blues, maternity blues atau baby blues adalah suatu keadaan sementara yang dialami oleh 75-80 % ibu yang baru melahirkan. Keadaan ini memiliki gejala-gejala seperti mood yang tidak stabil, mild anxiety dan depresi. Baby blues hanya bersifat sementara, apabila hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan abnormal maka hal ini disebut sebagai postpartum depression. Selain baby blues, ada juga yang dinamakan dengan baby pinks dimana seorang wanita yang baru melahirkan bertindak berlebihan dan tidak logis (mirip dengan mania ringan).

Penyebab
Setelah bayi lahir, “hormone factory” dari placenta akan menutup sehingga akan menyebabkan perubahan pada tingkat hormon seorang ibu. Perubahan tingkat hormon estrogen, progesterone dan endorphin dapat menyebabkan wanita mengalami gejala-gejala tertentu. Apabila ditambahkan dengan keletihan fisik, mental dan emosional, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya maternity blues.
Butuh waktu berminggu-minggu untuk menstabilkan hormon-hormon tersebut kembali. Kondisi ini juga berkaitan dengan disfungsi tiroid dan serotonin.

Gejala
·        Sering menangis
·        Mood swings
·        Kecemasan dan sensitive terhadap kritik
·        Tidak bersemangat
·        Tidak bisa berkonsentrasi dan tidak bisa mengambil keputusan
·        Merasa tidak “menyatu” dengan si bayi
·        Insomnia


“Winners never quit and quitters never win”Vince Lombardi

Friday, June 14, 2013

Social Speech

Private Speech adalah proses berbicara yang dilakukan oleh anak berusia 4-5 tahun ditujukan kepada diri sendiri tanpa ada indikasi untuk melakukan kontak langsung dengan lingkungan luar. Anak berumur 4 – 5 tahun menggunakan private speech sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan emosi dan imajinasi mereka.
Menurut Vygotsky, private speech ini adalah salah satu bentuk komunikasi yang special, yaitu komunikasi terhadap diri sendiri.Private speech ini memiliki fungsi yang penting dalam proses transisi dari early social speech dan inner speech menuju pengontrolan internal dari perilaku anak itu. Vygotsky tidak menganggap bahwa private speech ini termasuk egosentris.  Vygotsky menyatakan bahwa private speech ini memiliki bentuk bell-shaped curve karena private speech ini meningkat pesat pada tahap preschool (TK) dan mulai hilang pada tahap SD.
Piaget sendiri memiliki pendapat yang berbeda dengan Vygotsky. Piaget berpendapat bahwa private speech ini adalah suatu tanda dari ketidak dewasaan (immaturity) karena anak pada umur ini bersifat egosentris. Mereka tidak bisa memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain sehingga mereka langsung mengutarakan apa yang ada di pikiran mereka. Piaget juga berpendapat bahwa anak kecil sering berbicara sendiri pada saat bermain karena mereka masih  belum bisa membedakan antara kata-kata dengan aksi (action) yang kata-kata itu simbolkan. Pada akhir tahap preoperasional, egosentris dari seorang anak akan mulai hilang karena adanya pendewasaan dari kognitif dan pengalaman social yang dialami oleh anak itu.
Para peneliti mendukung pendapat dari Vygotsky ini. Setelah dilakukan penelitian, 86% dari anak-anak tidak egosentris. Anak-anak yang lebih sociable pun malah lebih menggunakan private speech. Ada beberapa bukti bahwa private speech ini sangat berperan penting dalam regulasi diri anak tersebut. Berbicara sendiri tidak berarti bahwa anak tersebut memiliki perilaku yang maladaptive, anak tersebut mungkin saja memiliki masalah dan perlu berbicara lantang (think out loud).


“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”  ― Albert Einstein

Friday, June 7, 2013

Microexpressions

     Microexpressions adalah sebuah ekspresi wajah singkat yang ditunjukkan secara sadar maupun tidak sadar oleh manusia sesuai dengan emosi yang sedang dialaminya. Microexpression ini terjadi karena individu ingin menutupi perasaannya secara sadar atau individu tidak tahu apa yang sedang ia rasakan. Tidak seperti ekpresi wajah yang biasa, microexpression ini sulit untuk disembunyikan. Microexpression merepresentasikan 7 emosi universal, yaitu jijik, marah, takut, sedih, bahagia, dan terkejut. Pada tahun 1990, Paul Ekman, salah satu pakar microexpression yang terkenal, menambahkan beberapa jenis emosi lainnya yaitu, rasa girang, menghina , malu, bersalah, bangga, lega, puas, senang (pleasure), dan malu. Microexpression ini hanya berlangsung selama 1/25 detik atau 1/15 detik.
Ada 3 jenis ekspresi, yaitu :
·         Simulated expressions : Ketika microexpression tidak diikuti dengan ekspresi yang sebenarnya
·         Neutralized expressions : Ketika ekspresi yang sebenarnya tidak dimunculkan dan wajah terkesan netral.
·         Masked expressions : Ketika ekspresi yang sebenarnya ditutupi oleh ekspresi yang salah atau dibuat-buat

Walaupun ada orang yang bisa melihat microexpression, hal ini sangat sulit untuk dideteksi secara langsung atau dari film. Cara termudah untuk melihatnya adalah melalui foto. Foto dapat menunjukkan ekspresi orang yang dapat dilihat dari perubahan di dahi, alis, kelopak mata, pipi, hidung, mulut dan dagu. Perubahan yang terjadi di wajah ini lah yang  merupakan representasi dari emosi yang dirasakan individu tersebut.
Salah satu tv series yang mengangkat topik microexpression ini adalah Lie To Me, salah satu tv series America yang lumayan terkenal. Series ini disadur dari kisah nyata dimana pemeran utamanya Dr. Cal Lightman merupakan representasi dari Paul Ekman, salah satu pakar microexpression yang terkenal.

Sekian postingan dari saya. Semoga bermanfaat bagi semuanya. :)

Don't cry because it's over, smile because it happened.” – Dr. Seuss

Thursday, June 6, 2013

Tugas Observasi : E-Learning

A.    Penjelasan Deskripsi Sekolah & Perangkatnya

·         Nama sekolah : SMP/SMA SWASTA METHODIST-2
·         Alamat           : Jalan M.H. Thamrin No.96 Medan 20212 Sumatera Utara
·         Tel                  : (+62-61) 4565281, 4563662, 4558540
·         Fax                 : (+62-61) 4567246
·         Email             : pkmi2mdn@indo.net.id
·         Uang sekolah             : Rp 480.000,-
·         Fasilitas sekolah :
Ruang kelasber-AC
Aula
Lapangan Basket
Ruang UKS
Tempat Fotokopi
LapanganVoli
Perpustakaan
Kantin
Ruang Lab Fisika, Kimia, Biologi





B.   Uraian Objektif Observasi

o   Tanggal Observasi     : 24 Mei 2013
o   Waktu                        : 07.30 – 10.00 (150 menit)
o    Pembagian                : Tidak ada pembagian tugas yang spesifik. Proses wawancara, observasi, dan dokumentasi dilakukanbersama-sama. Hanya satu orang dari kelompok kami yang tidak bisa hadir mengikuti obervasi karena alasan tertentu.

o   Narasumber               : Pak Manurung (Guru BK SMA )
                                     Pak J.B.H Malau (Guru SMA)
o   Suasana  observasi      : Proses observasi berlangsung sangat lancar. Guru-guru disana pun sangat ramah dan sangat terbuka kepada observer. Walaupun observerasi yang dialkukan di dalam  kelas tidak lama, informasi yang diperlukan dapat diperoleh secara  maksimal dengan bantuan beberapa narasumber. Murid-murid disana pun sangat ramah, terbuka dan membantu.

C. Hasil Observasi
  • Konsep E-learning
Sekolah yang kami observasi telah menggunakan program e-learning sekitar 6 – 7 tahun. Program yang diterapkan terdiri dari program online dan offline. Untuk program offline nya berupa penggunaan proyektor yang disediakan oleh pihak sekolah . Fungsi utama dari proyektor ini yaitu menampilkan materi pelajaran yang telah disiapkan guru sebelumnya dalam bentuk slide powerpoint, yang berfungsi mempermudah proses belajar mengajar. Selain itu, juga digunakan pada saat ujian, dimana soal ditampilkan secara otomatis dan guru dapat menagawasi secara penuh.
Program online belum digunakan secara luas, melainkan hanya oleh beberapa guru. Penggunaannya yaitu pemberian link tertentu di media sosial dimana murid dapat berhubungan dengan guru yang menggunakan program ini. Link tersebut diberikan untuk murid mengunduh materi yang telah ditentukan untuk materi belajar di rumah. Program online ini tidak diterapkan untuk belajar di sekolah karena adanya larangan bagi murid untuk membawa atau menggunakan alat komunikasi dalam bentuk apapun. Munculnya peraturan ini dikarenakan banyaknya penyalahgunaan oleh murid-murid mereka.
Pihak sekolah menyatakan bahwa pengguna IPTEK sebenarnya sangat membantu proses belajar siswa, tetapi malah banyak disalahgunakan. Alat komunikasi yang diharapkan membantu proses belajar ternyata malah mengganggu proses belajar. Banyak murid yang ketahuan berpura-pura belajar namun sebenarnya bermain game dengan alat komunikasi yang mereka miliki.

  • Teori Belajar

Berkaitan dengan teori belajar, sekolah yang kami observasi sejalan dengan teori belajar humanistik dan behavioral khususnya konsep reinforcement positive. Pihak sekolah  menyatakan bahwa murid – muridnya diberi kebebasan dalam memilih program studi yang diinginkannya, sesuai minat dan kemampuannya. Hal itu tercermin dalam pemilihan jurusan berdasarkan minat siswa masing – masing. Selain itu, murid – murid juga diberi kebebasan mengembangkan minat, potensi dan bakat mereka masing- masing dalam berbagai jenis ekstrakulikuler yang ada.

Teori belajar lain yang sangat berperan yaitu teori belajar behavioral. Berupa pemberian reward sebagai reinforcement positive bagi murid-muridnya yang berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik seperti olahraga. Untuk siswa berprestasi di bidang akademis, siswa diberikan penghargaan berupa sertifikat yang nantinya akan berguna bagi siswa di kedepannya, misalnya dalam pendaftaran universitas. Sedangkan untuk murid yang berprestasi dalam bidang bakat seperti olahraga, diberikan medali sebagai penghargaan bagi mereka. Pemberian medali tersebut oleh pihak sekolah dikatakan sebagai penghargaan diri agar murid yang kurang berprestasi di bidang akademis pun dapat bangga pada diri mereka sendiri.

  • Motivasi
Dari pihak sekolah sendiri menyatakan bahwa motivasi belajar murid zaman sekarang sudah sangat rendah. Karena itu, perlu adanya usaha guru untuk meningkatkan kembali motivasi belajar murid-muridnya. Salah satu cara yang diterapkan yaitu berupa program e-learning. Contohnya pembelajaran yang menggunakan proyektor dalam mata pelajaran mate, fisika, biologi , sejarah, atau sosiologi. Pembelajaran yang menampilkan gambar-gambar unik akan menarik bagi siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
            Motivasi murid untuk belajar tidak lagi sepenuhnya karena ingin memahami materi yang dipelajari. Kebanyakan murid belajar keras hanya dengan tujuan bisa menyelesaikan ujian dan dapat melewati nilai batas minimum. Motivasi belajar murid lebih kepada motivasi ekstrinsik berupa nilai ujian dan bukan lagi motivasi intrinsic untuk memperoleh pemahaman. Tujuan yang ingin dicapai murid berpindah dari mastery goal menjadi performance goal.
            Motivasi belajar murid cenderung sejalan dengan teori behavioral. Dimana murid belajar untuk mendapatkan nilai bagus dan kemudian mendapatkan penghargaan. Atau belajar agar tidak dimarahi orang tua di rumah.

  • Orientasi Belajar

              Proses belajar mengajar di sekolah ini menerapkan kedua metode Teacher Centered Learning (TCL) dan Student-Centered Learning (SCL) . Namun masih lebih berfokus pada metode TCL.

              Penerapan metode TCL yaitu guru yang memberikan dan mengajarkan materi pembelajaran secara total. Guru mengharapkan murid-muridnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diukur dari ujian yang diadakan. Guru yang mengontrol proses belajar di kelas sehingga gangguan yang mungkin muncul dapat dihindari. Metode TCL ini kadang melibatkan proses e-learning dan kadang tidak. Ada guru yang menjelaskan materi dengan bantuan slide powerpoint dan ada yang masih menggunakan cara tradisional berupa lisan atau ditulis di papan tulis.

Untuk penerapan SCL , murid – murid diberikan tugas untuk membahas materi yang telah ditentukan, mendiskusikan materi dan mempresentasikannya di depan kelas. Guru hanya menentukan topic , mendengarkan presentasi dan diskusi murid serta memberikan feedback di akhir kelas, untuk menjelaskan kembali hal - hal yang perlu dijelaskan. Selain itu, terdapat juga program belajar sendiri dari slide yang telah disiapkan oleh guru. Slide ditampilkan secara otomatis, murid melihat, mendengarkan materi dan mengerjakan soal yang telah dijelaskan dengan slide tadi. Peran guru yaitu menjelaskan kembali ketika ada penjelasan dari slide yang tidak dapat dipahami oleh murid-muridnya.

·         Manajemen Kelas

Setiap kelas terdiri dari 40-45 orang dengan pertimbangan jumlah murid yang terlalu banyak untuk ukuran kelas kecil dapat menurunkan konsentrasi belajar murid – murid yang ada di dalamnya. Penataan ruangan kelas berupa gaya auditorium, dimana guru berada di depan kelas dan semua murid duduk menghadap guru.


D. Kesimpulan

Kesimpulan Kelompok :

              Sekolah yang telah menerapkan e-learning pada dasarnya mempermudah proses belajar mengajar di dalam kelas. Keuntungannya bagi guru yaitu bahwa ia tidak perlu mendikte atau menulis seluruh catatan atau materi yang ingin dijelaskan. Hal ini tertentu saja menghemat energi guru di kelas. Akan tetapi, sebelum kelas dimulai, guru harus terlebih dahulu menyiapkan materi dalam komputernya sehingga dapat ditampilkan di kelas.

Keuntungannya bagi murid yaitu murid tidak akan merasa bosan karena adanya proses visualisasi yang terlibat ketika mempelajari suatu pelajaran yang ditampilkan melalui slide . Proses belajar seperti ini bagi murid lebih mudah dan menyenangkan. Ini dikarenakan munculnya gambar-gambar akan pelajaran yang sedang dipelajari,  sehingga pelajaran tersebut tidak terkesan abstrak. Dengan cara seperti ini, murid akan lebih menyukai pelajaran yang dipelajari dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kesimpulan Pribadi :

Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar di sekolah atau yang dimaksud dengan e-learning memiliki sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya adalah murid lebih tertarik dengan pelajaran yang menggunakan teknologi sehingga murid pun merasa lebih tertarik untuk belajar. Guru pun merasa lebih mudah dalam menyampaikan materi walaupun guru harus menyiapkan materi di dalam komputernya sebelum ditampilkan di kelas.
Kekurangan dari e-learning adalah tidak semua murid berasal dari masyarakat menengah ke atas, tidak semua murid bisa membeli laptop,ipad dsb sehingga mungkin saja penggunaan e-learning yang online susah untuk diterapkan. Selain itu, ada murid yang menyalahgunakan e-learning ini sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif.
Setiap hal pasti ada kekurangan dan kelebihan. Untuk masalah penerapan proses e-learning ini, semuanya kembali kepada pengguna (murid dan guru), apakah mereka bisa menggunakannya dengan benar sehingga proses belajar mengajar ini bisa berlangsung dengan efektif.

E. Testimoni Pemilik Blog

Sebelumnya saya ingin berterimakasih kepada Bu Dina, Kak Dian dan Kak Fasti Rola selakun dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami dan juga telah memberikan tugas observasi ini. Tugas observasi ini bisa dibilang adalah pengalaman pertama saya melakukan observasi. Saya belajar banyak dari tugas ini misalnya cara meminta izin untuk melakukan observasi, bagaimana berbicara yang lebih sopan, dsb. Tugas ini bisa dibilang sangat menarik.
Proses observasi ini berlangsung sangat baik. Pihak sekolah sangat ramah dan sangat welcome kepada kita. Murid-murid pun bisa diajak bekerja sama. Narasumber juga memberikan informasi yang sangat bagus dan sangat terbuka. Proses observasi bisa dibilang berjalan dengan sangat lancar dan bagus.
Untuk anggota kelompok, semua yang ikut melakukan observasi sangat bagus. Teman-teman sangat bisa diajak kerjasama.Walaupun ada yang lebih pasif pada saat proses wawancara, saya rasa itu hal yang lumrah. Mereka pun sangat disiplin waktu sehingga tidak ada keterlambatan yang terjadi. Yang sangat saya sayangkan adalah salah satu anggota kelompok tidak bisa ikut dan kesannya seperti dia tidak mengerjakan tugas. Saya sangat mengharapkan kesadaran diri dan kerjasama timnya.
Saran saya untuk tugas ini adalah, ada baiknya sistematis dari tugas ini diberikan jauh-jauh hari sehingga mahasiswa sudah bisa meminta izin terlebih dahulu. Surat izin juga harus diturunkan secepatnya. Hal ini karena, mahasiswa juga harus menyesuaikan jadwal kuliah dan jadwal sekolah. Jangan sampai bentrok sama ujian semester di sekolah. Hal ini harus sangat diperhartikan. Struktur tugas dan perincian tugas juga harus lebih jelas.
Saya sangat berterimakasih kepada pihak sekolah SMA METHODIST 2 MEDAN yang sudah memberikan izin dan narasumber-narasumber yang sudah bersedia untuk diwawancara. Terima kasih banyak. J
Sekian testimoni saya, semoga post ini bisa bermanfaat bagi semuanya.



Wednesday, June 5, 2013

Achievement Motivation


Motivasi untuk berprestasi adalah kebutuhan psikis yang dimiliki seseorang untuk menjadi orang yang sukses atau berhasil. Definisi “sukses” pada setiap orang itu berbeda dan karena perbedaan itulah motivasi seseorang untuk sukses juga akan berbeda.
Andrew Elliot dan Marcy Church (1997) dari University of Rochester telah melakukan studi penelitian mengenai motivasi untuk berprestasi di kalangan anak kuliahan. Elliot dan Church mengenal tiga elemen penting untuk bermotivasi dalam hal belajar, yaitu :
1. -     MasteryGoals
Orang yang mastery goals yang tinggi akan sangat termotivasi secara intrinsik dalam mempelajari hal-hal yang baru dan menarik. Mereka menyukai hal-hal yang menantang apabila hal terebut dapat menambah pengetahuan mereka dan mereka tidak menyukai hal-hal yang gampang atau tidak menantang.
2.  -    Performance-Approach Goals
Orang yang performance – approach goals nya tinggi akan ternotivasi untuk belajar lebih giat untuk mendapatkan nilai yang bagus demi mendapatkan respek dari orang lain.
3.  -    Performance-avoidance Goals
Orang yang performace-avoidance goals yang tinggi akan termotivasi untuk belajar demi menghindari nilai yang jelek dan terlihat bodoh.
Untuk memahami motivasi untuk berprestasi seseorang, kita harus mengetahui apa yang orang itu inginkan dan mengapa dia menginginkannya. Goal dan keinginan kita untuk mencapai sesuatu pasti memiliki konsekuensinya terhadap kesuksesan kita di masa yang akan datang.
Kita juga harus memperhitungkan fear of success seseorang.Fear of success adalah ketakutan seseorang untuk menjadi sukses dan membuat orang lain iri. Walaupun menjadi yang terbaik diantara orang-orang akan membuat kita menjadi bangga terhadap diri sendiri, hal itu juga akan memunculkan rasa iri hati dari orang lain dan membuat hubungan seseorang menjadi tidak bagus. Walaupun hal ini tidak berlaku untuk beberapa orang, tidak dipungkiri bahwa hal ini bisa memotivasi orang untuk melakukan sesuatu yang berada di bawah target mereka.



"It's always seems impossible until it's done" - Nelson Mandela

Thursday, May 16, 2013

SLBE



            SLBE
SLBE adalah sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak yang mengalami gangguan emosi.
a.       Susunan Kelas
Susunan kelas dibuat dengan gaya seminar. Dimana semua anak duduk dan bergabung dalam bentuk lingkaran besar ataupun U.  Sehingga anak dapat bersosialisasi dengan baik antara anak yang satu dengan anak yang lain. Sehingga bisa terbentuk kehidupan sosial yang baik anatar anak yang satu dengan anak yang lain dan dapat beradaptasi dengan semua anak, bukan hanya sebagian.

b.      Guru
Akan sangat diperlukan seorang guru yang sangat sabar dan tekun, yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak anak tunalaras. Sehingga baik emosi maupun tingkah laku dari anak tersebut dapat sedikit terkontrol.

c.       Kurikulum
Kurikulum yang digunakan merupakan pembelajaran terpatu, sama seperti anak sekolah yang normal lainnya, tetapi disini peran guru yang sabar dan juga memberi rasa nyaman harus dioptimalkan, sehingga anak tuna laras tidak merasa tertekan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dan perlu ditambahkan pula kurikulum “moving class” agar anak tuna laras terbiasa dan mulai bersosialisasi dengan dunia luar, dan harus mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

d.      Biaya
400.000/bulan untuk kelas reguler dan biaya tambahan 300.000 untuk anak yang diasramakan. Dan menyediakan beasiswa bagi juara kelas I, II, dan III. Yaitu hanya membayar uang sekolah 10% bagi juara I, 30% bagi juara II, dan 50% bagi juara III.

e.       Fasilitas
Fasilitas yang akan disediakan di sekolah khusus untuk anak tuna laras seperti asrama, ruang bermain, ruang konsultasi, dan juga ruang yang di design seberti rumah sendiri. Sehingga tidak terlalu sulit untuk anak agar dapat beradaptasi. Dan fasilitas ruang olahraga, agar anak tunalarass dapat melampiaskan ataupun mengalihkan emosinya ke arah yang lebih positif.

f.       Orientasi Belajar
Orientasi belajar yang digunakan Teacher Centre Learning. Karena tidak memungkinkan bagi anak tuna laras dengan ketidakstabilan emosi untuk dicanangkan orientassi belajar Student Center Learning.


Sekian sekolah luar biasa yang ciptaan kelompok 6. Diharapkan Sekolah Luar Biasa di Indonesia bertambah banyak sehingga anak-anak yang mempunyai kekurangan bisa mendapat pendidikan layaknya anak-anak normal. Terima Kasih.